Lantai tiga Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mendadak ramai oleh denyut ide dan semangat inovasi. Ruang Auditorium yang biasanya lengang, Sabtu pagi (13/7) itu berubah menjadi panggung gagasan dalam acara “Gelar Karya Mahasiswa Jurusan Teknik Industri.”
Mahasiswa dari berbagai angkatan menyulap ruangan menjadi galeri intelektual: papan presentasi berdiri sejajar, prototipe tersusun rapi di atas meja, dan diskusi-diskusi kecil berseliweran di antara para pengunjung yang lalu lalang.
Hadir langsung membuka dan meninjau kegiatan, Kepala Laboratorium Teknik Industri, Dr. Ade Sri Mariawati, S.T., M.T., tampak antusias menyambut setiap presentasi yang disampaikan mahasiswa. Ia berdiri lama di beberapa karya, sesekali mencatat, bertanya, lalu memberi masukan dengan senyum ramah namun tegas.
“Ini bukan hanya pameran, ini ruang refleksi dari apa yang sudah dipelajari dan bagaimana mereka menerjemahkannya ke dalam solusi nyata,” ujar Dr. Ade dalam sambutan pembukaannya. “Saya melihat banyak potensi dan keberanian untuk berpikir di luar batas ruang kelas.”
Di antara karya yang dipamerkan, tampak ide-ide segar mulai dari sistem kontrol produksi berbasis sensor, algoritma penjadwalan kerja, hingga aplikasi sederhana berbasis web untuk efisiensi proses logistik. Semua lahir dari tangan mahasiswa, yang selama satu semester bergelut dengan riset, data, dan kerja tim.
Salah satu karya yang menyita perhatian adalah smart workstation untuk pekerja pabrik dengan pemantauan waktu kerja dan istirahat otomatis. “Kami mengembangkan ini dengan mempertimbangkan aspek ergonomi dan efisiensi tenaga kerja,” ujar seorang mahasiswa sambil mempresentasikan model simulasi mereka.
Tak hanya mahasiswa, dosen dan beberapa alumni turut hadir memberikan apresiasi. Beberapa terlihat berdiskusi hangat tentang kemungkinan mengembangkan karya-karya tersebut menjadi produk rintisan (startup) atau proyek pengabdian masyarakat.
“Yang penting bukan hanya hasil akhirnya, tapi proses berpikirnya. Bagaimana mahasiswa berani menyusun ide, mengeksekusi, dan mempertanggungjawabkan di hadapan publik,” lanjut Dr. Ade menutup sesi kunjungannya.
Auditorium itu mungkin akan kosong kembali esok hari, namun gaung kreativitas dan keberanian berbicara lewat karya akan terus tinggal dalam ingatan. Gelar karya ini menjadi penanda bahwa mahasiswa Teknik Industri Untirta tak hanya belajar membuat perhitungan, tapi juga menciptakan perubahan.